Meski kemarin Jumat terseok-seok mencari keberadaan dosen, kemudian rasanya bersyukur banget bisa melewati tahapan menyusun jadwal menyatukan jadwal tiga dosen yang padat untuk bisa filter. Memang semua tidak selancar yang diharapkan seperti sebelumnya, namun ketika pada akhirnya hari ini sudah melewati satu tahapan baru untuk bisa memulai skripsi, ada sedikit beban yang terangkat. Paling tidak sudah melewati lembah gelap pra filter yang status skripsi nggak ada kejelasan. Meski harus ada yang direvisi tentu saja.
Kata teman-teman, setiap selesai filter itu pasti langsung stres, dan filter itu menyeramkan, “dibantai” dosen, dan sebagainya. Sebenarnya hal-hal negatif semacam ini yang merusak mental sih. Maka, sejak awal saya sudah membulatkan tekad untuk tidak berpikir negatif. Mari dijalani saja, berserah. Bukan pasrah. Tapi lakukan semaksimal mungkin dan berharap saja yang terjadi adalah yang paling baik. Ketika dulu saya pernah hampir filter, untuk proyek karya bidang, dosen pembimbing bilang filter sama saja dengan konsultasi, jadi biasa saja nggak perlu bingung. Lalu, itu saja sudah yang jadi pegangan saya. Meski bohong kalau saya bilang saya nggak tegang. Tadi presentasi meski tidak didengarkan saja nggak tahu juga saya ngomong apaan. Belajar dari kemarin dan mengulang-ulang bahan yang akan diucapkan pun ternyata setelah kejadian ya bubar semua.
Kesalahan ternyata nggak bertanya pada teman-teman yang satu bimbingan dengan dosen yang sama. Jadi saya tidak membuat slide powerpoint untuk bahan presentasi. Sudah kepikiran untuk membuat powerpoint, namun seorang teman bilang kalau ia tidak menggunakan powerpoint. Bodohnya saya lupa kalau dia bukan mahasiswa bimbingan dosen yang sama. Tapi untungnya semua berjalan baik-baik saja. Meski nggak begitu baik-baik saja juga sih pas presentasi, karena berantakan.
Sejak minggu pagi kemarin saya belajar. Tiga gelas kopi hitam diminum dari pagi hingga malam. Sekitar jam 8 malam tidur karena siklus hidup sudah berantakan. Jam satu pagi terbangun, lalu sekitar jam 4 subuh kembali belajar, membuat beberapa catatan dan kembali membaca materi. Sekitar jam 10 pagi berangkat dari rumah. Sempat terpikir untuk mampir fotocopy-an namun nggak jadi. Sampai di kampus bertemu dengan beberapa teman. Cek ke ruang dosen, dosen belum ada. Lalu, satu per satu dosen penguji datang. Entah kenapa saya nggak deg-degan. Tapi justru excited ingin segera dilalui saja. Lima menit nunggu sendirian di sofa jurusan. Lalu diberi waktu 15 menit untuk presentasi di depan penguji. Entah saya ngomong apa, berantakan parah. Antara kecewa karena nggak begitu diperhatikan sama dosen penguji, dan bersyukur juga.
Hanya beberapa pertanyaan diajukan oleh dosen penguji. Rasanya seperti konsultasi dan diskusi. Diskusi antara dosen pembimbing saya dan dosen penguji sih lebih tepatnya. Proses yang terjadi adalah dosen penguji bertanya, saya menjawab berantakan, lalu dibantu dijelaskan oleh dosen pembimbing. Beberapa saran diberikan oleh dosen penguji, lalu kelar. Nggak terasa lebih dari 15 menit. Padahal sih ya lebih pasti. Maka, proses selanjutnya adalah revisi dan menjalani proses skripsi yang sesungguhnya. Semoga bisa terus semangat.
*Filter = seminar proposal = “diskusi” dengan dosen pembimbing dan penguji