STORIES FOR THE FUTURE

by VITRI JUNIATI

Menu
  • Home
  • Story
    • Dari Rumah
    • Dari Otak
  • Curiosity
  • Review
    • Book
    • Film
    • TV Show
  • Travel
    • Jakarta
    • Semarang
    • Solo
    • Yogyakarta
  • Cooking
Menu

SOLO : Gudeg Ceker Galabo hingga Pusat Grosir

Posted on November 30, 2013January 28, 2018 by Vitri Juniati
Kami kembali ke hotel sekitar setengah 5-an sore. Langsung bersih-bersih, mandi, dan abis maghrib rencana kami mau ke mall di Solo. (Jauh-jauh jalan-jalan nyarinya mall). Ada dua pilihan antara Solo Paragon atau Solo Square. Cek google maps lagi, dan tanya bapak penjaga hotel, kami memutuskan untuk ke Solo Paragon. Katanya ini termasuk mall baru  di Solo. Dan Paragon City Semarang pun kalah telak tentu saja.  Kami kesana naik becak dari ujung perempatan dekat hotel. Dan kayaknya sih kami diajak muter jauh sama si tukang becak karena kami jadi lewat kampung-kampung gitu. Mana suasananya kan mistis gelap gimana gitu, melewati bangunan-bangunan tua di sekitaran tembok –tembok Mangkunegaran. Bayar becak seharga 15ribu. Kayaknya cuma kami yang ke mall beginian naik becak. Ketahuan banget turisnya…

Solo Paragon ini gede banget. Berbagai retail ada dan ukurannya gede-gede. Berbagai barang bermerek apa lagi. Ya kami kesana sih cuma mau cuci mata~ dan mampir ke Carefour beli……………….air minum dan sedikit cemilan buat di hotel.Sekitar jam 8-an kami keluar mall karena keburu laper dan keburu malem. Kami meluncur ke Gladag Langen Bogan alias Pujasera jalanan di Car Free Night naik taxi. Kalau di Semarang bentukannya ya semacam taman KB gitu. Tapi kalau ini satu ruas jalan di tutup dan kursi-kursi beserta lesehan di pasang buat orang-orang pada makan. Di Galabo ini kami beli gudeg ceker yang terkenal jualan tengah malem itu. Sempet excited karena bisa nyicipin gudeg ceker yang terkenal tanpa harus keluar dini hari. Eh tapi ya astaga… kok dikit banget porsinya …

Gudeg Ceker – terlihat banyak padahal dikit

Jadi menyesal beli karena harganya lumayan tapi porsinya dikit. Jadi mikir mendingan tadi makan di mall sekalian aja yang kenyang. Karena takut laper lagi kalau pulangnya jalan kaki, kami pun memutuskan buat naik becak untuk pulang ke hotel.

Bangun pagi belum mandi kami meutuskan buat cari sarapan. Rencananya sih nyari nasi liwet. Baru tau kalau nasi liwet itu jualannya malam doang. Kami pun jalan kaki luar biasa jauh muter-muter keluar masuk kampung di sekitar hotel sampai jalan  terus di sepanjang jalan slamet riyadi, hingga sampai ke kampung sekitaran gerbang Alun-Alun Kraton. Mungkin karena bertepatan sama H-1 Idul Adha, orang pada puasa, orang jualan pun sepi. Akhirnya kami memutuskan buat makan di Galabo lagi. Nah Galabo pagi ini beda sama saat malam. Kalo pagi yang jualan cuma sedikit, jalanan pun nggak ditutup. Jadi ya semacam gerobak-gerobak berjajar aja.

Setelah jalan dari ujung ke ujung balik lagi, kami meutuskan buat makan kupat tahu. Kupat tahu ini terdiri dari ketupat, tauge, tahu goreng, gorengan bakwan kecil-kecil dengan kuah kecap pedas gitu. Buat pagi-pagi sih lumayan nampol perut pedesnya.

Kupat Tahu – Pedes nampol
Bus Werkudara lewat- Mayan bisa lihat meski nggak bisa naik

Pulang lagi ke hotel, kami kemudian mandi dan beres-beres. Rencananya kami mau ke PGS (Pusat Grosir Solo) buat beli oleh-oleh. PGS ya ada di Galabo itu juga tempatnya. Kami ke sana naik BST. PGS ini semacam satu area jualan bentuknya kayak pasar, tapi gedungnya bagus. Dagangannya sih sama aja kayak di Pasar Klewer, tapi lebih nyaman kalau belanja di sini. Meskipun sama aja barang-barangnya malah mungkin bisa jadi lebih mahal kalau nggak nemu toko yang tepat. Kayak aku contohnya …..


Jadi aku udah belin 3 kemeja batik rencananya buat bapak dan adek. Harganya 100 ribu untuk 3 buah batik itu. Pilih-pilih beli , bayar. Berasa untung banget dapet 3 kemeja batik seharga seratus ribu. Eh pas mau pulang nemu toko yang jual kemeja yang sama persis seharga 30 ribu-an sajaaaaa. Kemahalan 10 ribuuuuuu

Beliin ibu baju atasan batik dan untuk diriku sendiri juga. Beli batik di Solo, tapi dari cap bajunya, batik-batik yang aku beli buat aku dan ibu ini dari pekalongan ….

Bodohnya …

Lanjut cari oleh-oleh makanan. Nah, di PGS ini ternyata nggak banyak toko yang jual oleh-oleh makanan. Setelah nanya-nanya, kami nemu satu toko jualan makanan oleh-oleh yang letaknya pun dipojokan dan kecil. Beli keripik ceker dan sarang madu. Beres belanja kami kembali ke hotel lagi-lagi dengan becak.

Tiba di hotel kami langsung packing, dan kemudian check out sekitar jam 11-an lebih.

Mengingat perjalanan selama 3 jam ke Semarang dan kami baru sarapan dikit doang, kami pun memutuskan buat makan siang dulu. Baru ngeh ternyata disamping hotel ada rumah makan. Yang kayaknya baru buka hari itu, Karena kemarin kayaknya kami nggak liat sama sekali. Waroeng Makan Mbok Marni namanya. Julannya ya cuman kayak penyetan gitu. Nah kami ambil pakaet nasi ayam goreng. Yang isinya hanya ayam goreng kremes, lalapan, dan sejumput mie goreng.

Makanan seadanya – Ini liburan apa bukan ya?

Selesai makan kami pun segera menuju terminal. Kali ini dapet becak yang mangkal di seberang hotel. Setelah tawar menawar, bayarnya 20ribu. Masuk terminal kami segera menuju ke bagian arah Semarang. Dari masuk peron sampai ke bagian ini jauhnya lumayan bikin kaki pegel juga sih. Jadi kami masuk terminal itu lewat bagian belakang terminal, di bagian terminal Tirtonadi yang masih jelek. Bis-bis menuju Jawa timur-an. Sementara kalau ke arah Semarang itu dibagian terminal yang udah bagus. Ada ruang tunggunya gitu.

Pas nunggu bis, bis yang lagi mau berangkat itu bis ekonomi yang bentukannya ngeri gitu. Kami sudah dibujuk-bujuk buat naik, tapi kami maunya naik bis Safari yang ada di belakangnya. Nah, kami pun nunggu di pembatas jalur. Dan kalau bis yang di depan belum berangkat, kami belum boleh naik bis yang di belakangnya. Malah kami sampai  diajak ngobrol si kondektur bis Safarinya. Setelah bis depan berangkat, kami pun juga dipersilahkan masuk. Semacam jadi penumpang eksklusif..

Perjalanan pulang ke Semarang lancar-lancar saja. Oh ya dan lagi-lagi ada kecelakaan motor nyemplung kali di pinggir jalan. Sampai di Semarang, kami turun di Terminal Banyumanik. Rencananya aku mau naik BRT. Eh, tapi pas baru juga turun dari bis Solo, si BRT langsung berangkat dari halte, dan aku pun tertinggal. Dora naik angkot, dan aku pun akhirnya naik bis damri reyot. Sampai di Kariadi udah dijemput bapak. Dan tibalah dirumaaah~

Pengalaman pertama liburan “sendiri” niatnya ingin backpackingan, mengobati sakit hati batal liburan bareng-bareng se-geng (yang entah sekarang apa kabar teman geng kopi ayu yang lain. kalau kata Dora, kayaknya kopi ayu udah nggak ada lagi~) Antara percaya nggak percaya bisa menginjakan kaki di Solo. Nggak cuman berujung rencana-rencana doang. I did it ! We did it !

Next trip ?

Naik Kereta ? Ke Surabaya? Bandung ? atau Jogja ?

2 thoughts on “SOLO : Gudeg Ceker Galabo hingga Pusat Grosir”

  1. Anjar Sundari says:
    January 26, 2018 at 11:03 AM

    Wah kerasa sekali aroma backpacker-nya ya mbak, bisa jalan-jalan sepuasnya dan beli oleh-oleh juga buat keluarga. Kalau masalah batik, saya nggak tahu beda antara batik Solo dan Pekalongan, mungkin coraknya ya..

    Yang pasti ini adalah pengalaman seru yang nggak mungkin dilupakan ya hehe..

    Reply
    1. Vitri Juniati says:
      January 28, 2018 at 7:51 AM

      Saya juga kurang tahu, makanya salah beli. Akhirnya tahu kalau itu batik Pekalongan karena tag mereknya hehe

      Reply

Leave a Reply to Vitri Juniati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Ternyata Tak Sulit! Begini Cara Mudah Punya Rumah untuk Milenial
  • Seperti ASUS ZenBook Pro UX580 yang Inovatif dan Tangguh, Kamu Juga Harus Begitu Kalau Kerja di Startup
  • 4 Tahun Kerja, Ini yang Sudah Dilakukan Pemerintah! Mana yang Paling Kamu Rasakan?
  • 6 Fakta Menarik tentang Rok Mini
  • Menikmati Karya Seni di Semarang Gallery

Archives

March 2021
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Jun    

Instagram

So it's true that you'll let go of people without So it's true that you'll let go of people without even noticing. 

You don't expect their existence in your life anymore.

You choose not to give a damn if they would like to stay or leave. 

Because you realize that searching for reason is a good enough reason to let go.
Semua yang pertama pasti tidak akan mudah. Hari p Semua yang pertama pasti tidak akan mudah.

Hari pertama sekolah.
Hari pertama kerja. 
Kencan pertama. 
Sampai mencari rumah pertama. 

Tapi yang disebut terakhir ternyata tak sesulit itu sekarang. 

Baca tulisan selengkapnya di blog~ 
Klik link di bio.

#1dekadeFLPP
#KaryaTulisSiKasep
#dblkaryatulissikasep
"Pakai baju yang terang harusnya" "Saya pecinta ke "Pakai baju yang terang harusnya"
"Saya pecinta kegelapan Mas" 😌

#baluran #banyuwangi
I want you to know ⁣⁣that I love your ordinari I want you to know ⁣⁣that
I love your ordinariness, ⁣⁣
⁣⁣
because I, ⁣⁣
too, ⁣⁣
am ordinary. ⁣⁣
⁣⁣
𝐓𝐡𝐞 𝐭𝐫𝐮𝐭𝐡 𝐢𝐬, ⁣⁣
𝐰𝐞 𝐚𝐫𝐞 𝐚𝐥𝐥⁣⁣
𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲. ⁣⁣
⁣⁣
⁣⁣
#TheThingsYouCanSeeOnlyWhenYouSlowDown
Piknik tapi kerja. Kerja tapi piknik. . . Di balik Piknik tapi kerja. Kerja tapi piknik. .
.
Di balik suka cita "kerja rasa liburan", ada rasa sakitnya kaki yang letih berjalan berkilo-kilo meter, hati yang risau karena tersesat, ada pundak yang pegal dan leher yang kaku.
.
.
Sebegitu sibuk  sampai lupa makan bener, tapi juga sebegitu seru karena banyak pengalaman baru.
.
. 
Seperti antre panjang ikutan pemilu di KBRI, beberapa kali salah naik dan turun bis, terpisah dan tersesat tanpa internet, melihat proses transaksi di lokalisasi, hingga tak sengaja makan babi 😌
.
.
Cerita selengkapnya bakal ditulis di blog. Kalau laptop sudah sembuh.
.
. 
#singapore
#marinabaysands
#blogger
#vacation
#piknik
#exploresingapore
.
. 📷 : @vinafleta
Can you come through? Can you come through?
Selalu suka lihat bangunan tua. Mau bangunan gere Selalu suka  lihat bangunan tua. Mau bangunan gereja megah, ruko kecil sederhana di perempatan jalan, hingga bangunan cantik yang dulunya kediaman saudagar kaya raya. .
.
Bukan sekadar perkara fisik bangunan, tapi saya penasaran kisah seperti apa yang terekam di setiap sudutnya. .
.
Ini "Teras Oei Tiong Ham" salah satu sudut di RM. Pringsewu Kota Lama Semarang yang mungkin jadi saksi berbagai kisah menarik si saudagar kaya Semarang, Oei Tiong Ham. .
.
 Beberapa waktu lalu disini seru-seruan bareng  @gandjelrel merayakan ulang tahun ke-4 Komunitas Blogger Perempuan Semarang ini.
.
Cerita selengkapnya bisa klik link di bio~ 
#g4ndjelrel #blogger #semarang #kotalama #pringsewu
Semacam video klip di karaokean gitu yang ga nyam Semacam video klip di karaokean  gitu yang ga nyambung sama lagunya.
. 
Dilengkapi dengan suara sumbang dan gitaran grotal gratul.
Sering menunda-nunda kerjaan? Ini caraku untuk seg Sering menunda-nunda kerjaan? Ini caraku untuk segera berhenti procrastinate: langsung bikin list.
.
Dari situ otak "jadi lurus", satu per satu kerjaan bisa terselesaikan. Kalau kamu, gimana biar tetap disiplin, semangat dan bertanggung jawab saat kerja?
.
Meningkatkan etos kerja jadi salah satu aksi nyata revolusi mental yg bisa kamu lakukan demi Indonesia loh.
.
FYI, 26-28 Oktober 2018 bakal berlangsung  Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental di Sulawesi Utara. .
Kamu, aku, kita, semua bisa ikut berubah jadi lebih baik. Mulai aja dari diri sendiri. 
#AyoBerubah
#PKNRM18AyoBerubah
Load More... Follow on Instagram
This error message is only visible to WordPress admins

Error: API requests are being delayed. New posts will not be retrieved for at least 5 minutes.

Blogger Perempuan

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
IBX5AF9438659C96
© 2021 STORIES FOR THE FUTURE | Theme by Superb WordPress Themes