Mengingat kembali semua hal yang telah terjadi …
Januari : Stres dengan projek tugas produksi berita, sibuk karya bidang, stres cari tempat magang
Februari : Dapat email balasan permohonan magang, pertama kali ke Jakarta sendirian, bertemu orang baik, orang hebat, lalu menunggu, menunggu, menunggu
Maret : Menunggu, menungggu lalu mulai magang. Semua menjadi nyata. Perjuangan terbayarkan. Menjalani kehidupan yang baru, untuk pertama kali.
April-Mei : 2 bulan yang menyenangkan, penuh perjuangan, penuh pelajaran hidup. Mimpi jadi kenyataan. Dan akhir dari sebuah perjalanan; Karya bidang bubar. Bertemu orang-orang hebat dan orang-orang baru. Melihat beragam orang yang dulu hanya bisa diliat di layar kaca dan biasa saja. Disela kesibukan magang, sempat ikut lomba menulis artikel yang berhadiah summer course ke University of Amsterdam dan Utrecth University tapi gagal. Paling tidak saya mencoba. Dan sungguh pengalaman hidup baru.
Juni-Juli : 22 Tahun! Bulan-bulan meragu. Dilema antara tetap karya bidang (entah dengan siapa) atau memilih skripsi. Bolak-balik ke kampus untuk bimbingan laporan magang sambil berkali-kali ke perpustakaan mencoba meyakinkan diri akan pilihan yang dihadapkan.
Sebelum lebaran : Mendapat tawaran untuk bergabung ke proyek karya bidang baru. Awalnya sih ragu. Lalu, memutuskan untuk “let’s give it a try” setelah beberapa kali menghadap dosen dan diberi masukan.
Agustus-September : Mempersiapkan karya bidang baru. Hampir setiap hari ke Tembalang bahkan lewat tengah malam baru pulang. Menyelesaikan segala persiapan. Menjalani rutinitas yang melelahkan dan melihat karakter orang yang sebenarnya-atau tidak. Perang Saudara.
September akhir : Presentasi proyek di depan orang-orang besar. Ketika semua perjuangan yang dilakukan akhirnya gagal. Penolakan.
Pelajaran hidup di masa depan untuk saya: ketika suatu saat nanti saya menjadi orang berpengaruh, orang besar, orang penting, saat saya dihadapkan pada suatu situasi, jangan berprasangka. Jangan membatasi diri dengan pola pikir kuno, setidaknya jika pengalaman hidup telah mengajari saya akan sesuatu hal dan saya dihadapkan pada hal yang baru, saya harus membuka diri. Memberi kesempatan kepada orang baru, orang muda, ide baru untuk mencoba. Siapa yang tahu kalau sebenarnya apa yang saya yakini benar justru membatasi kemungkinan baik yang bisa saja terjadi bukan? Jangan jadi orang tua kaku. Beranilah mencoba hal baru.
Oktober : Resmi bubar proyek karya bidang ke-2. Instrospeksi diri akan apa yang telah dilalui. Benarkah apa yang saya jalani yang saya mau dan inginkan. Ataukah sesungguhnya saya hanya mengambil kesempatan dan coba-coba? Memutuskan untuk segera bangkit dan menjalani apa yang harus dijalani. Beberapa teman sudah lulus. Mencari-cari ide skripsi. Mengubah konsep, tema, objek hingga mencari dosen yang tepat. Bertemu dosen dan untuk pertama kali menyampaikan ide tema skripsi.
November : Kembali berada pada titik rendah dalam hidup. Stres parah hingga berpengaruh ke kesehatan. Minum obat nggak sembuh-sembuh. Ternyata obatnya adalah harus bahagia. Melepaskan beban. Mencoba mengembalikan pola pikir bahwa segalanya akan berakhir dan baik-baik saja. Ketika saya coba melepaskan beban berangsur tubuh pun sembuh. Dan saya pun kembal harus segera bangkit.
Desember : Sudah 3 kali ganti fokus penelitian. Mencoba untuk segera berlari, tapi tidak ingin membuat diri sendiri ambruk seperti di bulan November. Akhirnya mengunjungi Perpusda seteleah sejak SMA ingin kesana tapi tidak pernah terwujud. Pertengahan Desember 3 hari berturut-turut, saat weekend bahkan mengunjungi Perpusda. Semacam titik balik ketika saya bisa mengerjakan skripsi di luar kamar saya. Bertemu orang-orang yang memang sama-sama sedang berjuang. Ternyata sepertinya saya memang butuh suasana baru. Akhir Desember, setelah bertemu dosen lagi, judul kembali direvisi. Kini saya sedang mengerjakannya.
Malam tahun baru? Rasanya tidak ada yang berbeda. Semalam saya tidur subuh. Bangun siang tadi. Agak nggak penting sih, menjatuhkan mangkok ketika akan sarapan, dan kaki kena pecahan kaca. Dan bukan karena terinjak. Entah bagaimana caranya, pecahan mangkok yang jatuh melukai kaki saya, semacam kena percikan gitu. Bahkan saya nggak sadar ketika kaki saya berdarah, dan dengan santainya menyeka darah yang semula saya kira kecap.. Baru sadar ketika ternyata darah mengalir dan terasa perih. Rencananya hari ini ingin bertemu dosen, tapi berubah pikiran. Alhasil, saya memutuskan untuk mengkahiri tahun dengan flashback apa yang sudah saya lalui.
Tahun 2015 sungguh tahun yang luar biasa dalam hidup. Tahun yang merubah diri saya. Tahun ketika mimpi menjadi nyata, perjuangan terbayarkan, pengalaman-pengalaman baru terjadi. Kegagalan harus dihadapi.
Tahun baru nanti saya hanya berharap semua rencana berjalan dengan lancar. Semua mimpi bisa terwujud. Di tahun yang baru semoga ada hal baru yang saya jalani. Ada pengalaman baik dan menyenangkan yang belum pernah saya lakukan. Bertemu dengan orang-orang baik dan mengunjungi tempat-tempat baru. Mengalami sesuatu hal yang menyenangkan dan luar biasa untuk pertama kali.
Saya tidak pernah membuat resolusi. Namun, tahun lalu, di hari terakhir di tahun 2014, dalam sebuah percakapan ringan, seorang teman bertanya : “Apa rencana kamu selanjutnya?” saya menjawab dengan gurauan “Saya mau pergi nih, satu jam lagi ke kosan teman” namun di saat itu juga, jauh di dalam benak saya, saya berpikir “Iya juga, apa rencana saya selanjutnya ya?” dan saya hanya berpikir bahwa saat itu saya sedang mempersiapkan magang, sedang mengerjakan karya bidang, maka di tahun depan saya sudah bisa magang, dan menyelesaikan karya bidang, dan lulus kuliah, menjalani hidup yang baru. Tidak semua menjadi nyata. Sampai saat ini saya belum lulus. Saya belum mulai kerja. Tapi setidaknya tidak semua gagal. 2015 sudah menjadi tahun yang luar biasa dengan membuat saya sangat sedih, sangat bekerja keras, namun juga sangat bahagia karena perjuangan terbayarkan dan bersyukur akan segala hal yang terjadi.