Sekitar sepuluh tahun yang lalu, saya pernah ada di masa ingin sekali bisa bermain gitar. Akhirnya saya kesampaian beli gitar dari uang sendiri hasil salam tempel lebaran. Karena toh juga sama sekali belum pernah belajar gitar, saya membeli gitar murah di kios sekitar Simpang Lima, Semarang. Saat itu, Bapak dan Ibu lah yang pergi ke kios gitar itu. Mereka tidak tahu harus cari yang seperti apa, model gimana karena mereka juga nggak paham musik. Pokoknya saya mau gitar akustik sudah, saya mau belajar gitar sendiri.
Ketika saya menerima gitar yang hanya dibungkus dengan plastik bening kala itu, saya sebenernya nggak tahu harus mulai dari mana. Oke, saya tahu gitar harus “distem”. Tapi apakah gitar yang dibeli ini sudah pas nadanya saya juga nggak tahu, pun pengetahuan saya akan suara gitar yang sudah bener seperti apa juga nol. Alhasil, pokoknya saya main aja asal genjreng. Sampai kemudian ada teman Bapak yang bertamu di rumah dan membantu menyetem gitar tersebut. Sejak itu kemudian saya semakin antusias untuk belajar gitar karena merasa sepertinya gitar saya sudah bener. Saya juga membeli buku kumpulan chords gitar. Saya masih ingat rasanya kok mahal sekali beli buku setebal buku tulis dengan kumpulan lagu pop jadul yang harganya sekitar lebih dari 20 ribu rupiah kala itu di toko buku Gunung Agung.
Setelah membeli buku kumpulan chords dan lagu, saya lumayan ada kemajuan, paling tidak saya agak paham beberapa chords yang gampang buat jari saya; G, Em, Am, A, D. Saya ingat sekali saya sangat kesulitan untuk memainkan C dan F, apalagi kunci-kunci lain. Namun, tanpa progress yang berarti setelah beberapa lama, dan kesibukan sekolah, saya mulai bosan belajar gitar. Gitar saya pun terabaikan di sudut ruangan hingga berdebu. Meskipun begitu, sesekali saya masih mencoba memainkannya. Hingga dua tahun kemudian, kepala gitar saya pecah karena terjatuh saat pindahan rumah. Ya gitar murah mau gimana. Sejak saat itu, saya sama sekali nggak pernah bermain gitar lagi.
Fast forward ke tahun 2016, di masa-masa pasca lulus, untuk mengisi waktu luang yang berlimpah, sembari menyusun CV, saya ingin mencoba hal-hal yang tertunda karena kesibukan kuliah. Mulai dari belajar resep baru, menyelesaikan buku yang bertahun-tahun sejak dibeli belum dibaca ataupun belum selesai, menonton film yang belum kesampaian, belajar jahit, hingga saya kembali ingin belajar gitar. Beberapa bulan saya menabung ingin membeli gitar yang bener, paling nggak gitar akustik basic buat pemula gitu, yang biasa dibeli pelajar buat sekolah kalau ada kelas seni musik. Belum juga uang terkumpul, ada aja kebutuhan lain yang lebih mendesak; handphone rusak dan mati total. Alhasil, keinginan untuk belajar gitar sendiri kembali pun harus kembali ditunda.
Beberapa bulan kemudian, saya mendapat “hibah” gitar yang agak lebih bagus dari gitar punya saya dulu. Senangnya bukan main, karena saya nggak pernah cerita ingin beli gitar atau belajar gitar lagi. Meskipun sudah ada sedikit pengetahuan dasar beberapa chords dari sepuluh tahun lalu, namun memang seperti belajar dari nol lagi. Senangnya dibandingkan sepuluh tahun lalu, sekarang belajar gitar sendiri tentu jauh lebih mudah. Ada Youtube dengan berbagai tutorial dan tentu nggak perlu beli buku kumpulan chords dan lagu karena ada berbagai website yang bisa diakses. Persoalan tuning gitar pun bisa diatasi dengan aplikasi guitar tuner di handphone. Mudahnya ya hidup zaman sekarang.
Untuk guitar tuner, saya menggunakan aplikasi android bernama GuitarTuna. Sebenarnya GuitarTuna ini tidak hanya bisa digunakan untuk tuning gitar. Ada berbagai fitur lain, namun saya memang hanya menggunakannya untuk keperluan tuning dan melihat Chords Library-nya.
Sementara untuk website, saya selalu mengakses Ultimate-Guitar.com untuk melihat tabs lagu-lagu populer. Sedihnya, lagu-lagu indie atau mungkin lagu yang kurang populer susah sekali ditemukan disini. Untuk itu, jika lagu yang saya cari tidak ketemu di ultimate guitar, saya mengakses Chordify.net. Berbeda dengan Ultimate Guitar yang menampilkan chords secara teks, chordify lebih interaktif karena ia menampilkan chords dari lagu yang ada di soundcloud, youtube atau yang kita unggah. Mereka sih menyebutnya seperti karaoke untuk jari-jari kita. Namun, karena itu sih justru seringkali saya sebagai pemula mengalami kesulitan karena nggak bisa mengikuti tempo.
Nah, jauh sebelum bisa memainkan lagu, saya belajar gitar sendiri tentu dari Youtube. Beberapa Youtube guitar guru saya diantaranya:
Saya belajar pengetahuan super dasar untuk bisa bermain gitar dari channel ini. Banyak sekali tutorial untuk pemula.
Konsep video super simpel; benar-benar hanya gitar dan tangan, tanpa basa-basi kelamaan, belajar langsung tanpa ribet. Meskipun untuk super pemula, kayak pertama kali banget ketika saya mulai belajar, susah sih untuk bisa mengikuti.
Setelah beberapa bulan belajar gitar sendiri, kini saya sudah sampai pada level “ujung jari-jari tidak sakit” ketika bermain gitar. Chords yang saya pelajari pun sudah lebih banyak dibanding dulu, meskipun banyak yang saya belum hapal juga. Tapi, saya masih nggak bisa-bisa barre chords sedihnya. Saya juga masih nggak paham dengan berbagai jenis chords ajaib lainnya sih. Main pun bisanya cuma strumming, fingerpicking sama sekali saya belum bisa. Namun, paling tidak saya sudah bisa nyanyi-nyanyi sendiri dengan gitar yang nggak lagi sumbang.
Wow vije!! Blogmu kok sekarang udah sekeren ini
Masih sampah juga isinya zaa haha