Ditengah kebingungan untuk menentukan pilihan dan tersadarkan akan kualitas diri sendiri;
Ketika melihat banyak hal yang telah dilewati orang lain, lalu bercermin, saya jadi bertanya-tanya:
Saya sekarang adalah akumulasi dari saya sejak dulu, ataukah saya sekarang bukanlah saya yang dulu?
Jika apa yang saya peroleh saat ini adalah apa yang sudah saya perjuangkan dan apa yang tidak saya dapatkan adalah apa yang tidak saya perjuangkan, lalu apa hak saya untuk mempertanyakan apa yang orang lain capai?
Jika kapasitas dan kemampuan berpikir saya hanya setipis jejak ombak di pantai, dan mereka sudah mampu melihat palung terdalam di lautan, bukankah semata karena saya tidak pernah mencoba untuk berlayar lebih jauh, atau memutuskan untuk menyelam? Bukan berarti saya tidak mau, tapi hanya tak punya waktu (memangnya kamu sibuk apa?)
Atau karena “se-sederhana” saya tidak perlu mengetahui seberapa dalam palung di lautan, karena memang tidak perlu. Tapi kalau saya mau tahu bagaimana? Tapi jika saya mau tahu dan sampai saat ini saya tidak tahu, benarkah saya memang mau tahu? Jika saya tahu lalu apa?
Bukankah mereka memang tidak sekonyong-konyong tau dalamnya palung?
Saya rasa mereka memang bekerja untuk mencari tau dalamnya palung. Sementara saya berlari-lari kecil di pantai, dikejar dan mengejar ombak, tidak berhenti. Lelah, tapi belum pernah berlayar dan menyelam. Dan tetap penasaran ingin tahu dalamnya palung.