Berkeluh kesah dengan teman-teman senasib, ternyata mereka juga mengalami hal yang sama; susah tidur. Satu hal yang selalu berputar-putar di otak dengan berbagai macam versi; mulai dari ketemu dosen, datang ke perpustakaan, mencari referensi, pusing baca atau cari jurnal dan hal-hal lainnya. Mau coba memikirkan hal-hal lain sejauh apapun itu, ujung-ujungnya kesitu lagi. Sial.
Semua sih dimulai dengan sederhana, seperti ketika menyusun agenda esok hari untuk ke supermarket beli facial foam yang sudah habis, atau sekalian lah beli bahan-bahan makanan untuk eksperimen resep baru, lalu terpikir jalanan yang harus dilalui, harus ke supermarket yang ini atau yang itu, lalu memutuskan untuk ke supermarket yang dekat dengan perpustakaan daerah, eh bisa kali ya sekalian ke perpus cari buku, eh tapi harusnya justru aku ke perpus aja, ngapain ke supermarket buat beli facial foam doang, nggak usah lah iseng-iseng masak-masak lagi, boros pula, okedeh mending besok ke perpus aja dan beli facial foam di minimarket pulangnya. Setelah akhirnya bisa tidur biasanya di pagi hari semua nggak jadi dilaksanakan, lalu pakai facial foam adik aja mulu sampai niat beli datang lagi, dan ke perpus kalau buku yang sebelumnya dipinjam sudah lewat batas waktu..
Skenario lain;
Sebelum tidur, selesai scroll timeline instagram, iseng stalk instagram orang, ujung-ujungnya liat foto orang wisuda. Apalagi dengan caption-caption panjang nan memaksa orang untuk introspeksi diri: What the hell have I done and what the hell am i doing right now?! Lalu hingga dini hari mikir aja terus gitu. Dan capek sendiri. Mikir aja mulu. Kerjain kali lah skripsinya
Masih ada yang lain:
Dengan mata tertutup siap tidur, otak berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memikirkan apapun, tiba-tiba boom! Kepikiran aja lagi diskusi sama dosen, dan meluruskan segala pertanyaan, meluruskan semua ide-ide yang selama ini berantakan. Kalau sudah seperti ini mau nggak mau harus bangun dan catat apapun itu yang terbersit. Setelah itu, sudah pasti nggak jadi ngantuk. Mending kalau bisa langsung lancar nulis berparagraf-paragraf, yang ada sih ujung-ujungnya “Ah ini bener nggak sih, kayaknya aku butuh referensi lain deh besok coba ke perpus ah” pas bangun pagi –siang, mandi kelamaan dan karena kesiangan lalu batal ke perpus.
Procastinating sampai titik darah penghabisan… mamam tuh skripsi. Kerjain ding maksudnya.
Lalu jam 2 pagi nulis beginian dan nggak nulis skripsi aja..