vitrijuniati.com | Meski sudah ngeblog dari duduk di bangku SMP, saya nggak pernah benar-benar serius ngeblog. Buat saya ngeblog ya sekadar pindah platform menulis saja, dari sebelumnya diary jadi ke blog. Mau di mana saja medianya, tujuannya masih sama, saya nulis karena butuh. Nulis ben rak ngganjel.
Menulis adalah salah satu hal yang saya nggak sadar saya suka. Tapi setelah dewasa dan sekarang berkecimpung di dunia tulis menulis, kalau dirunut kembali, sepertinya saya ini memang sudah suka menulis dari SD.
Hampir semua anak – anak angkatan saya, pasti punya diary. Bedanya, saya nggak cuma nulis diary, tapi menjadikan peristiwa yang saya alami jadi ide cerita. Mungkin karena saat itu saya juga lagi suka baca, saya bikin kisah hari-hari saya jadi drama ala novel teenlit. Ditulis di buku tulis biasa dan dibaca sendiri!
Kejadian sebenarnya : Anak SD kelas 6 pulang sekolah jalan kaki bareng ketemu temen cowok yang ditaksir.
Ditulis a la novel teenlit : Segeng anak SMA pulang sekolah semobil ketemu cowok keren naik motor sport.
Sebuah contoh- Dasar kocak bocah baru netes memang.
Enggak hanya itu, saking tidak inginnya tulisan di diary terbaca orang, saat SD/SMP (lupa) saya bikin alfabet sendiri! Iya, saya bikin 26 huruf seenak jidat yang diinspirasi dari alfabet Korea yang saya temukan di kemasan stabilo milik saya. Meski lama kelamaan hapal, cukup repot juga saat awal-awal karena kalau mau nulis harus melihat “panduan” yang saya bikin sendiri. Dasar bocah puber, senang repot! Hahahaha
Gabung di Komunitas, Mengasah Kemampuan Menulis
Suatu hari ditengah kegalauan pascalulus kuliah, saya iseng cari komunitas blogger di Semarang. Nemulah yang namanya Gandjel Rel; Komunitas Blogger Perempuan Semarang.
Setelah yakin kalau komunitas ini bukan hanya untuk ibu-ibu (hahaha), saya pun memutuskan untuk apply. Enggak lama gabung, ada tawaran pekerjaan untuk bikin review salah satu merk Lunpia di Semarang. Saya pun mengajukan diri, dan bisa ikutan.
[Baca juga: Lunpia Cik Me Me: Variasi Citarasa Asli Lunpia Semarang]
Itu pertama kali banget saya kopdar (kopi darat) alias ketemuan dengan beberapa anggota komunitas. Beuh, pertama kali datang bingung-bingung gimana gitu sih, tapi ya akhirnya mikir bodo amat gitu deh. Dapat pengalaman baru aja lah pikir saya waktu itu. Nah, dari pengalaman pertama ini lah saya jadi belajar: wah, jadi blogger mayan juga ya duitnya hahaha.
Tapi, lebih dari sekedar persoalan duit, saya jadi sadar, ternyata gabung komunitas sebegitu pesat bikin kita berkembang. Saya ngeblog dari zaman masih pakai seragam putih biru sampai lulus kuliah gitu-gitu aja, karena nggak belajar (dan sampah juga mulu tulisannya sih). Tapi, dalam waktu dua bulan gabung komunitas, saya langsung dapat pengalaman pertama menulis berbayar yang membuka pengalaman-pengalaman lainnya. Skill ngeblog pun jadi makin terasah, nggak cuma curhat mulu. (Ya, meski sampai sekarang juga masih curhat sih)
Kenapa Sekarang Jarang Ngeblog?

Satu bulan pasca bayar tagihan domain dan hosting di tahun 2019, saya bikin postingan di atas, tapi hanya berakhir jadi draft, tidak jadi dipublikasikan. Begitulah nasib tulisan-tulisan saya lainnya sepanjang 2019 – 2022 ini; tidak pernah selesai. Kesibukan pekerjaan tidak bisa dipungkiri jadi alasan utama. Awal karir saya di tahun 2018, saya masih cukup sering update blog ini. Namun, sejak pekerjaan menuntut saya kesana kemari di tahun 2019, meluangkan tenaga untuk menulis di blog ini kok rasanya sulit sekali.
Banyak peristiwa sepanjang 2019-2022 ini yang saya sesali kenapa tidak terekam dalam bentuk tulisan di blog ini. Semua hanya berujung “hampir jadi”, tidak pernah benar-benar selesai. Itulah kenapa blog ini sudah jarang diupdate. Kombinasi dari sibuk kerja, malas menyelesaikan tulisan untuk blog, dan lelah~
Tetap Butuh Menulis
Apakah saya berhenti menulis? Apakah saya berhenti memikirkan ide-ide tulisan setiap kali saya mengalami sebuah peristiwa, pengalaman baru, atau hal-hal lain yang sangat ingin direkam dalam bentuk tulisan? Tentu tidak. Saya tetap sering menulis. Rasa-rasanya bisa gila jika tidak menulis.
Hanya saja, saya menulis untuk diri sendiri. Menulis karena saya butuh menulis. Tulisan-tulisan sangat personal yang ditulis hanya karena terlalu sedih, terlalu kecewa, terlalu marah, atau terlalu bahagia. Tulisan yang dibuat untuk suatu hari nanti bisa dibaca lagi, untuk dikenang, untuk dijadikan pelajaran, atau untuk ditertawakan.
Funfact: setengah dari tulisan ini adalah draft tulisan yang saya buat di tahun 2019!
Terima kasih @gandjelrel sudah “memaksa” saya kembali menulis di blog dan membuat 1 draft tulisan berusia 3 tahun lebih ini akhirnya terselesaikan.
ps: Saya rindu Semarang dan rindu bisa kumpul ketemu orang-orang hebat seperti mbak-mbak di @gandjelrel seperti dulu lagi!