Sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang bagaimana saya menemukan musik indie lokal disini. Kini saya ingin menulis tentang musik dari negeri ginseng Korea. Tujuannya tentu untuk semata-mata dibaca kembali di masa depan. Siapa tau selera musik saya jadi berubah kelak di kemudian hari, atau masih sama saja.
Saya bukanlah penggemar idol group/boy-girlband dari Korea. Bahkan dulu saya pikir Girls Generation dan SNSD itu dua girlband yang berbeda. Apalagi menghafal nama belasan laki-laki bermuka (sepertinya) mirip yang menari-nari, saya nggak sanggup. Saya masih ingat ketika SMA dulu, seorang teman yang pecinta Kpop sejati menunjukan saya poster boyband. Saya diminta memilih satu orang diantara belasan orang lainnya dalam poster itu. Saya tunjuk satu orang yang terlihat paling laki-laki diantara semuanya, dan sudah satu nama itu saja yang saya ingat mukanya. Apakah saya tidak mendengarkan musik dari boy/girlband? Saya mendengarkan beberapa lagu tentu saja. Tapi seringkali lebih karena lagu itu menjadi soundtrack lalu saya suka atau simply karena sedang “hits” dan enak di telinga seperti Lonely-2NE1 dulu misalnya.
Jika membicarakan musik Korea, pasti yang pertama kali terlintas di benak tentu musik-musik K-pop boy-girlbands tersebut. Maka, sebagaimana ketika saya menemukan musik-musik enak indie lokal, menemukan lagu-lagu dari group musik atau penyanyi yang saya sebut di bawah ini, seperti halnya menemukan harta karun, selain membukakan mata dan telinga tentu saja. Tidak hanya itu, akhirnya saya mendapat jawaban mengapa Mocca – band Indie Indonesia- dengan genre seperti itu bisa eksis di Korea sana yang terkenal musik Kpop-nya dengan boy-girlbands tersebut.
* Hampir semua grup musik di bawah ini saya temukan karena lagu mereka menjadi soundtrack dalam serial drama, film atau variety show Korea yang kebetulan saya tonton*.
- Ggotjam Project
Cover album Ggotjam Project : “Smile, Bump” Cover album Ggotjam Project “Look Inside” Pertama kali saya “kenalan” sama Ggotjam Project karena saya nonton serial Line “One Sunny Day” yang soundtracknya diisi semua oleh Ggotjam Project ini. Meski nggak ngerti liriknya, akhirnya saya dengarkan saja 2 album mereka. Bahkan sebenarnya justru itu tujuannya kala itu. Karena tidak mengerti liriknya dan tidak bisa ikut bernyanyi ketika mendengarkan, malah membantu saya bisa fokus menulis proposal skripsi dengan otak tetap segar kala itu. Sudah lama saya tidak mendengarkan dan update dengan grup musik ini. Sejauh ini saya hanya mendengarkan mini album mereka yang pertama “Smile, Bump” dan album di tahun 2015 “Look Inside”. Diluar dua album tersebut, setau saya mereka juga sudah mengeluarkan beberapa single lagi sejak pertama kali saya “menemukan” mereka.
- Echae en Route
Echae en Route merupakan duo indie laki-laki perempuan, dengan instrumen biola dan bass. Lagu pertama yang saya dengarkan dari duo ini adalah “Uneasy Romance” yang menjadi soundtrack pada salah satu adegan di drama “Another Oh Hae Young” yang saya tonton. Cuma sepenggal lagu saja, dan langsung bikin saya penasaran dan cari tahu siapa penyanyinya. Pertama kali saya menemukan audio version-nya di Youtube. Lalu, saya mencari tahu lagi dan menemukan bahwa mereka telah mengeluarkan mini album berjudul “Madeline” dengan 6 lagu di dalamnya. Tentu saja saya suka semua lagunya. Coba cari tau siapa vokalis dari Echae en Route ini, dan dengan latar belakang lulusan Berklee, tidak heran mengapa musiknya bisa begitu keren.
- J-Rabbit
Cover album J-Rabbit : “It’s Spring” Setelah “kenal” Ggotjam Project, saya jadi penasaran dengan musik indie Korea dengan jenis musik yang mirip-mirip gitu. J-Rabbit ini saya temukan ada dalam daftar musik-musik indie Korea di Kaskus setelah browsing sana-sini. Penasaran, saya dengarkan album mereka “It’s Spring” dan “Stop and Go”. Ada beberapa lagu cover seperti salah satunya “Part of the world” yang saya justru suka sekali dengan versi mereka daripada versi asli Disney-nya. Seperti halnya Ggotjam Project, J-Rabbits juga duo namun beranggotakan dua orang perempuan.
- AKMU (Akdong Musicians)
Kalau AKMU ini sih sebenarnya duo grup jebolan kompetisi menyanyi di Korea. Saya baru tau infomasi itu juga setelah browsing lebih lanjut dan tentu dia bukan indie ya karena mereka sudah bergabung dalam salah satu perusahaan entertainment besar di Korea . Pertama kali dengar lagunya jadi background music di variety show The Return of Superman (TROS). Lama sekali penasaran siapa penyanyinya. Coba tanya ke teman yang pecinta Kpop tapi mereka nggak tahu juga. Setelah sekian lama, pas nemu di satu akun instagram yang posting potongan scene Minguk (TROS) dengan background music lagu mereka (yang akhirnya saya tahu berjudul “Give Love”), saya iseng nanya kali-kali ada manusia dari belahan bumi lain yang tahu. Tidak lama pertanyaan saya dijawab oleh seseorang dari Taiwan salah satu follower akun tersebut, dan sama-sama iseng mungkin jawab pertanyaan orang nggak dikenal. Saya nggak tau mereka sudah punya berapa album, atau memang baru satu album yang memang sudah saya dengarkan itu. Agak lumayan beda dari dua grup yang saya sebut diatas sebelumnya, buat saya musik mereka ini lebih enak didengarkan kalau lagi pengen yang asik-asik karena lebih pop.
Update : Saya baru saja mendengarkan album terbaru mereka “Winter” dan sejauh ini sayangnya masih belum cocok di telinga kecuali satu – dua lagu.
- Elsa Kopf
Sebenarnya penyanyi ini bukan dari Korea, melainkan Perancis. Namun, saya menemukannya karena soundtrack drama “One More Happy Ending” dan “Because It’s the First Time”. Setelah saya browsing, ternyata memang banyak drama Korea yang menggunakannya sebagai pengisi soundtrack. Saya pun nggak tau gimana ceritanya dia bisa eksis di Korea. Karena tertarik dengan lagunya yang berjudul “If” dan “Song for You” dalam drama tersebut, saya jadi cari tau lebih lanjut tentang dia. Sayangnya halaman wikipedia ia saja belum ada. Akun instagram miliknya pun hingga tulisan ini dibuat hanya memiliki 800-an followers. Namun ia memiliki facebook page yang cukup aktif serta official website di elsakopf.org. Sejauh ini saya baru mendengarkan lagu-lagu dari dua albumnya yakni “Accoustic Joys” dan “Marvelously Dangerous” dan karena menulis tulisan ini saya jadi tau kalau bulan lalu ia baru saja mengeluarkan album ke-3nya. Meski tidak semua lagunya berbahasa Inggris, bahkan banyak yang berbahasa Perancis, namun justru itu asiknya. Walaupun nggak mengerti artinya, tiap kali mendengarkan langsung mengkhayal jalan-jalan sendiri semcam di film Midnight in Paris.
*Untuk berbagai informasi terkait musik-musik indie Korea, website koreanindie.com sering jadi rujukan saya.